Bentuk Mulut Saat Mengucapkan Huruf Hijaiyah

 Bagaimana sih posisi mulut ketika ngaji?

Ketika mengucapkan huruf hijaiyah bentuk mulut dan bibir berbeda sesuai dengan perbedaan harakatnya sebagai berikut:

1. Bentuk mulut normal dan tidak bergerak

Posisi birbir normal ketika huruf berharakat Fatha (a) & kasrah (i)

Tatkala huruf hijaiyah berharakat fathah dan kasrah, kecuali pada empat huruf; Ba, Fa, Mim dan Waw, dikarenakan makhrajnya yang terletak pada bibir. Contoh:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ 

Pada lafadz basmalah hanya berharakat fatha dan kasrah, jadi dalam membacanya bentuk mulut pada posisi normal dan tidak bergerak.

Kaidah ini juga berlaku pada huruf-huruf yang memiliki isti’la; yaitu sifat yang membuat huruf dibaca tafkhim (tebal) dan seolah-olah memiliki bunyi seperti vokal O.

Huruf-huruf tersebut adalah kha, sha, dhad, gha, tha, gaf, zha. Tatkala huruf ini dalam keadaan berharakat fathah atau kasrah, bibir dan mulut tidaklah digerakan untuk menciptakan untuk suara yang menyerupai vokal O. Suara yang menyerupai vokal O tersebut lahir dikarenakan naiknya punggung lidah kearah langit-langit atas yang disertai naiknya suara kearah langit-langit atas. Contoh: Q.S Al-Baqarah : 7

خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ ﴿٧

Ketika membaca huruh kha, sha, dan zha yang berharakat fathha dan kasrah, maka posisi mulut tetap normal dan bibir tidak bergerak.

2. Bentuk bibir dimonyongkan

Posisi bibir monyong ketiha huruf berharakat dhammah (u)

Tatkala huruf hijaiyah berharakat Dhamah, bibir dimonyongkan dengan kadar satu harakat. Kondisi ini berlaku untuk semua huruf tanpa terkecuali. Kami sengaja menambahkan keterangan “satu harakat” agar kondisi bibir yang dimonyokan tidak melebihi kadarnya, khususnya tatkala satu huruf berharakat dhamah dan setelahnya terdapat ikhfa, seperti firman allah SWT: Q.S Al-Baqarah : 23

وَ كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴿إِن٢٣

Ketika membaca huruf Kaf yang Dhamah, bibir dimonyongkan hanya dengan kadar satu harakat, kemudian tatkala membaca ikhfa, kondisi bibir Kembali normal. Untuk huruf-huruf yang berharakat dhammah lainnya yg ber warna kuning saat membacanya posisi bibir dimonyongkan dengan kadar panjang bacaan satu harakat saja kecuali jika ia bertemu dgn WAW sukun, maka di baca panjang dua harakat


Belajar = Berhijrah
Hijrah dari tidak tahu menjadi tahu🧠


Tetap semangat nabung pahala akhirat 💪

Sekian, terimakasih sudah membaca.

Semoga bermanfaat😊

Ringkasan : Markisa

Editor : @basnahipi

_____________________________________

Cp:

Ig @kammitarakan


Komentar